Kamis, 18 Agustus 2011

Bintang Lemah tak Berdaya

Lemah q katupkand kedua kelopak mata.
Terbaring tak berdaya d antara bintang angkasa.
Belaian kematian terasa meraba, bukan mati atas kehidupanku, tapi mati atas keputus asaan.
Bulan yang perkasa, geram tiap kali aq teriak pada na, tiap kali aq pasrah pada rasa pesimis yg tak kunjung reda.
Hingga matahari niat muncul dan mencerca dengan munafiknya.
Hanya satu bintang yg lemah tak berdaya, mendekapku dalam bahasa cinta.
Sang bintang, seakan tak mau lagi terulang kegagalan na di masa lalu, ketika dia tidak berhasil jadi bintang perkasa.
Bukan sebuah kesombongan dari sang kejora,
Bukan keangkuhan sang bulan perkasa.
Bukan kemunafikan sang matahari.
Tapi keikhlasan bintang lemah tak berdaya, tuk jadi teman dalam gamangku.
Tanpa ragu
segala keangkuhan, segala kesombongan, segala kemunafikan, dan segala kerendahan meleburkan diri tuk jadi cahaya dalam remang malamku.
Tapi aku tak pernah jadi kunang2 dalam kolam lumpur, bahkan aq tak pernah jadi lilin dalam dek kapal mu.
Ini bukan masalah aq lemah.
Tapi karna ketidak yakinanku jadi cahaya itu sendiri.
Hingga segala mereka bergejolak dalam ragaku,
mereka salah memilih aku.
Aku ingin terbaring lagi, mencoba tuk mengatupkan kelopak mataku.
Hingga nanti aq bangun, dan yakin bisa jadi cahaya dalam pekat hidupku, dengan bintang yg lemah tak berdaya mendekap hangat dalam keputusasaanku..

Keket Apriliyand , < SMA N 1 Gunung Talang >

Dilema

Seperti tak lagi ingin berteman denganku, dunia berlari meninggalkan  kebahagiaanku. 
Kedatanganku  hari  itu  disambut  dengan  kabar  yang  sungguh  tak  mampu  ku  dengar.  Berharap  kedatanganku  kan  disambut  dengan  kue  tart  coklat  buatan  mama,  dengan  taburan  ceri  di atasnya  itu  sia-sia.  Tak  berselang  lama  setelah  kedatanganku  dari  kota  mengikuti  sebuah  perlombaan,  namaku  berkali-kali  diserukan  oleh  tetangga  sebelah  yang  nyatanya  adalah  tanteku  sendiri.  Dengan  perasaan  biasa-biasa  saja  ku  jawab  panggilannya  yang  menginginkan  aku  mendengarkan  segumpal  rasa  yang  sama  sekali  tak  karuan  di dadanya.  Perlahan  ia  mengawali  pembicaraannya  tentang  roda  kehidupan  padaku,  dengan  perasaan  curiga  ku  pahami  sedikit demi  sedikit  rangkaian kata  yang  keluar  dari  mulutnya.  Perasaanku  makin  tidak  karuan  ketika  ia  memohon  agar  aku  siap  mendengar  kabar  apapun yang  akan  disampaikannya.
“Orang  tuamu  akan  bercerai,  Sa!”
Sungguh  dadaku  panas, bahkan lebih  panas  dibandingkan  ketika  terjadi  pertengkaran  hebat  antara  aku  dan  abangku  beberapa  saat  yang  lewat.  Ubun-ubunku  mulai  mendidih,  saat  itu  amarahku tak lagi mau sembunyi,  tapi  aku  sama  sekali  tidak  melampiaskannya  pada  siapapun,  bibirku  bertasbih,  berkali-kali  aku  memohon  ampun  pada  yang  kuasa  dan  menampari  pipiku,  berharap  ini  hanya  mimpi,  tapi  sia-sia  belaka. Aku  berlari tanpa arah yang jelas kugoyang kakiku yang serasa kena sembilu, ku titih setiap tepian yang terhampar di sungai belakang rumahku. Aku terjatuh lemah di antara semak-semak.
“Ya Tuhan,  begitu  besar  cobaan  yang  kau  embankan  padaku,  aku  hanya  gadis  malang  yang  masih  mebutuhkan  kasih  sayang  kedua  orang  tuaku.  Ya  Tuhan!”
  Diriku  memang  terlihat  kuat,  tapi  ditengah-tengah  kekuatan  itu  jiwaku  sangat  rentan  akan  panasnya  dunia  ini.
“Ya  Allah,  tiadakah  sedikit  kebahagiaan  yang  kan  Kau  beri  untuk  hamba-Mu  yang  Fana  ini?,  mengapa  ini  harus  terjadi?,  Ya  allah”
 Hatiku  hancur,  aku  hanya  berfikir  betapa  kejam  dunia  ini  padaku,  air  mata  mengiringku  lebih  dalam  ke lembah  kesakitan,  hingga  akhirnya  aku  teringat  pada  kata-kata  kakak  tertuaku  yang  beberapa  saat  lalu  meninggalkanku. Ya meninggalkanku untuk selamanya.
“Dek, seberat  apapun  cobaan  yang  diberikan  tuhan  padamu,  kamu  harus  tetap  ingat padanya,  hanya  dia  tempatmu  mengadu,  hanya  dia  yang  tau  solusi  terbaik  untukmu.”
Sebenarnya  aku  masih  memiliki  satu  orang  kakak  lagi,  tapi  aku  kurang  menyukai  sikapnya  yang  sering  kasar  padaku.
Aku  segera  menghapus  deraian  air  mata  dari  pipiku ku tuntun langkahku menuju rumah. Ku buka pintu perlahan, tiada siapa-siapa di sana hanya aku dan kursi tamu lusuh, serta jaring laba-laba yang basah terkena rembesan hujan semalam. Ku lempar tas punggungku, ku bulatkan tekad menuju  kamar  mandi 4 kali 4 yang hanya bertutupkan terpal,  ku  basuh  mukaku  dan  segera  ku  ambil  Wudhu.
“Ya  Allah,  hamba  hanya  manusia  biasa  yang  tak  sanggup  bertahan  lama,  berikanlah  kesabaran  dan  kekuatan  untuk  hamba  menghadapi  cobaan”
Kata-kata  yang  sama  kuulang  berkali-kali,  berharap  Tuhankan  mendegarkan  segelintir  doaku  padanya,  setelah  sekian  lama  aku  meninggalkannya.  Tangisku  seperti  tak  ada  ujung,  mukenaku  perlahan  basah,  hingga  tangisan  itu  membuatku  penat.
 
◊◊◊◊
 
Pagi  datang  membelai  tubuhku,  karena  lelah,  aku  tertidur  diatas  sajadah  kesayangan  kakakku  yang  telah  tenang  di  syorga  sana.  Rasanya  beberapa  waktu  yang  lawat  aku  baru  saja  kehilangan  orang  yang  amat  kusayangi,  lalu  kini  aku  harus  menghadapi  satu  cobaan  lagi.  Mataku  sembab,  pagi  itu  mama  bertanya  padaku 
“Kenapa  mata  kamu  sembab  gitu,  Sa?”
Dia  bertanya  berkali-kali  padaku,  aku  hanya  diam,  aku  tidak peduli,  aku  hanya  tidak  ingin  menjawab  satupun  pertanyaan  darinya.
Agaknya  mamaku  sudah  mengerti  masalahku,  segera  sebelum  keberangkatanku  kesekolah  ia  menghampiriku  dan  berusaha  memperjelas keadaan padaku.  Tapi  suasana  hatiku  sedang  tidak  bagus,  aku  mengabaikan  setiap  pertanyaan  dan  kemunafikan  yang  keluar  dari  bibirnya.
Mataku  yang  sembab  membuat  temanku  bertanya-tanya,  beberapa  diantara  mereka  terlihat  berbisik  di  belakangku.  Tapi,  masa  bodoh,  aku  sedang  tak  ingin  memikirkan  hal  apapun  sekarang  aku  tidak  ingin  menambah  beban  fikiranku.     
Hari  itu  aku  benar-benar  kacau,  beberapa  kali  guru  memarahiku  karena  tidak  memperhatikan  pelajaran,  tapi  aku  sama  sekali  tak  peduli  pada  kata-katanya.  Setelah  jam  istirahat,  aku  bolos  dari  sekolah, ku ayun laki kaki ku ketempat di mana aku terhenti kemarin.
Aku  sedang  asyik-asyiknya  menghirup  udara  segar,  membebaskan  fikiranku  dari  problema  kehidupan,  seseorang  datang  menepuk  pundakku.
“hei”
Aku  hanya  diam  dan  sama  sekali  tidak  mempedulikannya,  namun  ia  tak  menyerah  begitu  saja  untuk  menaklukkan  keangkuhanku.
“Jangan ganggu gua”  Bentakku  padanya
“upss sorry. Boleh duduk kan”  Pintanya
Lagi-lagi aku diam dan melanjutkan misi hening  ciptaku.
Siang menjelang,  hokum alam memaksa cacing-cacing di perutku untuk bernyanyi ria. Siang itu aku benar-benar lapar di tambah lagi godaan dari roti yang siap di lahap masuk oleh orang di sampingku.  Seperti  mendengar  nyanyian  perutku,  tiba-tiba  dia memberiku  roti yang tak jadi dimakannya. Baginya mungkin hanya roti biasa, tapi bagiku itu bak sepotng daging ayam raksasa yang menunggu waktu untuk sampai keperutku. Sifat aroganisasi memaksaku untuk menolak pemberiannya, hinnga akhirnya bujukannya berhasil menyihir hatiku.
“Ambil  aja,  nggak  ada  racunnya  kok”  Katanya
“Thank’s” balasku
“Kenalin  aku  Reno” 
“Lisa”  Jawabku  singkat
“Em.. maaf kalau lancing, tapi kayaknya kamu lagi  banyak  masalah ya…”  
Belum  sempat  aku  berbicara,  anak  itu  memotong  kata-kataku
“Eps… Jangan marah dulu, akukan udah bilang maaf sebelum nanya.”
Aku  hanya  diam  mendengar  kata-katanya,  dia  bicara  panjang  lebar  padaku. Hari itu, setiap detik yang ku lalui berselimut  kata-kata  diam.
Ocehan-demi ocehan yang keluar dari bibirnya berhasil mencairkan suasana hatiku yang sedang beku.  Perlahan  bibirku  yang  kaku  mulai  kendur  dan  berbicara  sedikit  demi  sedikit  padanya.
 
◊◊◊◊
 
Sore  hari  dari  kejauhan  aku  mendengarkan  kata-kata  gaduh  yang  sepertinya  berasal  dari  rumahku.  Aku  berjalan  mendekati  rumah, ternyata sedang terjadi  sebuah  pertempuran  hebat  antara  mama  dan  papaku.  Tak  tahu  apa  yang  harusku  lakukan,  aku  lalu  berteriak  mengatakan  “ Diam!!”  Tapi  kata-kataku  sama  sekali  tak  didengarkan.  Aku  lalu  berlari  menuju  kamar  dan  menghempaskan  pintu  kamar  itu  sekeras  kerasnya,  tapi  itupun  tak  membuat  niat  mereka  surut  untuk  bertengkar.  Aku  malu,  tetangga  perlahan  berdatangan  untuk  melihat  bioskop  gratis  itu,  hingga  abangku  satu-satunya  yang  masih  hidup  pulang  dan  menghentikan  pertempuran  itu.
Lagi-lagi  air  mataku  terjual  murah  karena  kedua  orang  tuaku,  aku  tak  tahu  mana  yang  harusku  bela,  yang  jelas  saat  ini  aku  lebih  memilih  diam, diam dan diam, terserah  apa  kata  orang, sekalipun  aku  dikatakan  anak  pembangkang,  aku  tak  peduli,  aku sedang menikmati hari-hari diamku.
 
◊◊◊◊
 
Pertengkaran  kedua  orang  tuaku  tersebar  dengan  cepat,  masalah santer dibicarakan oleh  tetangga-tetangga  sekitarku.  Pasalnya, kata-kata  perselingkuhan  yang  baru  saja  di  proklamirkan  oleh  kedua  orang  tuaku, membuat mereka seperti orang kebakaran jenggot,  sampai-sampai  di sekolahpun  aku  sering  kali  disindir  oleh  teman-temanku.  Dan, tak janggal memang jika hal ini membuatku  semakin  muak  berada  disekolah.
Lagi-lagi  niat  bolos  itu  muncul  dari  hatiku,  jam  kedua  belum  menjelang,  aku  telah  berfikir  untuk  pergi  dari  sekolah,  “nanti  pergantian  jam  aku  akan  kabur  dari  sekolah”.
Aku  pergi  ke  tempat  biasa, berharap menemukan kedamaian untuk  berdiam  dan  menceritakan  masalahku  kepada  alam  yang  selalu  setia  menemani  kesendirianku.  Tiada satu orangpun terlihat di sana, niatku makin mantap untuk berbagi duka bersama sang alam,  satu  persatu  kurangkai  kata  yang  mengungkapkan  betapa  hari-hariku  koyak  diantara  teman-teman,  tetangga  bahkan  keluargaku  sendiri.  Tiba-tiba  seseorang  datang  menepuk  pundakku ,  dengan  spontan  aku  meraih  tangannya  dan  berniat  menyerangnya, dia berteriak kesakitan  hingga  aku  sadar  dia  adalah Reno, orang  yang  kemarin sore  bercerita  denganku. 
“Sudahlah,  masalah  itu  akan  datang  dan  pergi.  Jika  kamu  mau, aku siap kok buat dengarin  masalah kamu.”  Katanya  padaku
“Sejak  kapan  Lo  di sini?”  Tanyaku  lagi
“Sebelum  kamu  datang  aku  udah di sini juga, aku punya rumah pohon deket di atas sana. Mau lihat gak? Pemandangan di sana bagus lho, bisa nge-damein hati” 
Aku lalu berfikir, dan mengangguk. Perasaanku mengatakan orang ini bisa dipercaya.
Reno benar, pemandangan dari rumah pohon miliknya membawa kedamaian kepada hatiku,  sedikit demi sedikit kucurahkan  segala  kemelut  hatiku  padanya. Reno  diam  dengan  seksama  mendengar  ceritaku,  dia  menatapku  dalam  seolah-olah  mengungkapkan  betapa  prihatinnya  dia  padaku, dan dia berkali-kali mengucapkan kalimat manis yang seolah membujukku untuk  menangis.  Tapi  hatiku  beku,  kerena  tak  pernah  lagi  disinari  matahari  cinta.  Tak  setetespun  air  mata  mau  bertandang  keluar  dari  mataku.
“Menagislah  jika  kamu  mau,  gak  perlu  malu” 
“Aku  ini  cewek  hebat, Ren,  aku  gak bakal nagis kok”  Protesku  padanya
“Aku  gak  memaksa kamu.  Tapi  bahuku  siap  menampung  air  matamu.  Tak  ada  hal  yang  lebih  berharga,  selain  mampu  membuat  sahabat  tertawa,  tak  ada  hal  yang  lebih  sempurna  selain  ketika  sahabat  mau  berbagi  duka.  Suka duka  kita  bukanlah  istimewa,  karena  setiap  oarng  mengalaminya.  Kamu gak perlu sembunyiin apa-apa dari aku. Aku yakin, kamu pasti percaya kalau aku adalah sahabatmu”
Kata-katanya  perlahan  membelai  hatiku,  entah  mengapa.  Hatiku  yang  semula  seperti  baja,  perlahan  meleleh  dengan  radiasi  yang  luar  biasa.  Seperti  inilah  sirkum  kehidupan,  tak  ada  hal  yang  tak  mungkin. No think imposible.
Ini  adalah  kali  pertamanya  aku  menangis  terang-terangan. Pertahananku  tidak  kokoh  lagi,  perlahan  hatiku  jebol  mengalirkan  sedikit demi  sedikit  mutiara  bening  dari  mataku.  Reno  merenggut  tanganku  dan  membaringkan  kepalaku  tepat  dipundaknya.  Ada  sedikit  perasaan  marah  pada  diri  sendiri,  ternyata  aku  tak  konsekuen  dengan  pendirianku  yang  tidak  mau  dikasihani  orang  itu.  Pelukannya  yang  semakin  erat  malah  tambah  membakar  hatiku,  kukelukan  segala  emosiku  dalam  deraian-deraian  air  mata  itu.
Setelah  sejam  menangis  rasanya  mataku  sakit,  aku kemudian berbaring menata langit-langit rumah pohon yang tua renta itu. Reno kemudian turun dari istananya, dia memintaku untuk menunggunya sesaat di rumah pohon.  Lalu  dia  datang  membawa dua bungkus  nasi  kotak. Reno memberikan sebungkus nasi kotak itu padaku,  ia  memaksaku  untuk  makan.  Awalnya  aku  tak  mau,  karena selera makanku sedang merantau entah ke mana, kulihat Reno dengan lahapnya menyantap nasi kotak itu, tiba-tiba rasa lapar bertandang ke perutku. Kubuka nasi pemberian Reno, dia tersenyum manis padaku. Meskipun  nafsu  makanku  sedang hilang,  tapi  ternyata nasi  kotak  itu  kulahap  habis.  Sepertinya  Reno  puas  melihatku  menghabiskan  makanan  itu.  Dia  memang  sahabat  terbaik  yang ku  punya.
“Ren,  makasih  ya  buat  semua  yang  udah  kamu  beriin  sama  aku!”  Ucapku  padanya.
“Sama-sama.  Aku  udah  anggap  kamu  kayak  saudara  sendiri  kok!”  Balasnya  lagi
Sore  itu  Reno  mengantarku  pulang,  ia  khawatir  jika  aku  pulang  sendiri.  Aku  memintanya  untuk  tidak  mengantar  hingga  rumah,  karena  aku  tidak  ingin  dia  mendengar  pertengkaran  orang  tuaku  kalau-kalau  itu  terjadi.
 
◊◊◊◊
 
Aku  sampai  di rumah,  dan  tak  terlihat  tanda-tanda  kehidupan  sama  sekali  di  sana.  Ku  buka  pintu  dengan  kunci  duplikat  milikku.  Memang  tiada  siapa-siapa  di sana.  Kulihat  seisi  rumahku  seperti  dilanda  gempa. Mamaku mungkin sudah bersenang-senang  di luar  kota.  Papaku  mungkin  juga  sudah  pergi  entah  kemana,  sudahlah  aku  tak  peduli  dengan  semua  ini.
Handphone  milikku  berbunyi,  kubaca  sebuah  pesan  singkat  dari  nomor  yang  aku  kenal,  Reno!
“Kamu  belum  makan, kan?  Aku  di depan  membawakan  makanan buat kamu”
Reno,  cowok ini seumpama guardian angel bagiku,  dia  selalu  saja  tahu  apa  yangku  rasa.
Aku  bukakan  pintu,  ku  persilahkan dia  masuk,  tapi  Reno  menolak  dengan  alasan  buru-buru,  setelah  memberikan  nasi  itu  padaku  dia  pergi  meninggalkan  rumahku.
Handphone  milikku  berdering  lagi,  kali  ini  ternyata  telfon  dari  mamaku.
“Hallo”  Sapaku  padanya
“Lisa,  maaf  ya!  Mama  sekarang  lagi  di  luar  kota  uang  untuk  jajan  kamu  mama transfer ke rekening aja ya!  Maaf,  mama  nggak kasih tahu  kamu  kalau  mama  bakal  pergi,  kalau  lapar  kamu  masak sendiri aja ya, tar mama transfer doble deh. Kamu kan pinter masak. Ya udah saying ya, mama sibuk nih. Bye saying”
Belum sempat aku bicara apa-apa, mama sudah  menutup  telfon  itu. Ya sudahlah, aku  tidak  mau  berkomentar  apa-apa,  karena  itu  juga  tidak  akan  ada  gunanya.
 
◊◊◊◊
 
Beberapa  hari  ini  aku  sering  bolos  dari  sekolah,  hingga  surat  panggilan  dari  sekolah  diantarkan  ke  rumahku.  Karena yang  menerima  abangku,  keesokan  harinya  ia  langsung  menemui  kepala  sekolah. Dengan  perasaan  sedikit  was-was  ku  antar dia  menuju  ruang  kepala  sekolah.  Aku  hanya  bisa  berdo’a  semoga  saja  kelakuanku  selama  ini  tidak  diadukan  kepala  sekolah  kepada  abangku 
Do’aku  sepertinya  sia-sia,  kepela  sekolah  menceritakan  semua  kenakalanku.  Namun anehnya, abangku  hanya  senyum  manis  saja  mendengar  pernyataan  kepala  sekolah,  bahkan  kepala  sekolahku  sendiri  merasa  muak  melihat  senyuman-senyumannya  itu.  Ia  mengakhiri  pembicaraan  dengan  alsan  akan  mengadakan  rapat,  aku  yakin  hatinya  pasti  berkata 
“Adik  sama  Kakak  sama  saja”
Panggilan  dari  kepala  sekolah  itu  sama  sekali  tidak  membuatku  kapok.  Aku  malah  bolos  lagi  dan  pergi  ketempat  biasa  aku  menyendiri. Rumah Pohon.  Difikiranku  hanya  ada  tempat  itu,  dimana  aku  bisa  menyendiri mendamaikan hatiku.  Sekolah  sekarang  sudah  seperti  neraka  bagiku,  panas. 
 
◊◊◊◊
 
Tak kuurungkan niat sedikitpun, dengan langkah pasti ku panjat anak tangga rumah pohon milik Reno,  dan senangnya, aku menumakan Reno di sana.  Aku  memberanikan  diri  untuk  bertanya padanya.
“Ren,  aku  mau  nanya  tapi  jangan  marah ya!”  Pintaku  sebelum  bertanya  kepadanya.
“Apa?”  Balasnya  padaku
“Kamu  nggak  sekolah”  Tanyaku  sedikit  ragu

Cemburu Menguras Hati

“Cewek itu siapa sich??? Kenapa selalu menghubungi Dino?? Padahal dia kan dah tau kalo Dino tu dah punya pacar,,yaitu aku…trus kenapa dia ngajak Dino hang out bareng juga?? Duchhh napa perasaanku jadi nggak enak gini ya???”, ujarku membatin.
Dari kemaren sampai sekarang pikiranku selalu dihantui perasaan galau…entah kenapa selalu hubunganku dengan Dino yang terpikirkan…dan juga melintas dibenakku,apakah Dino juga punya perasaan sama cewek itu?? Aku tak tau pasti. Rasanya aku yang harus membuktikannya sendiri. Tapi bagaimana?? Sebenarnya aku takut…karenaa……
Biasanya kalau Dino telfon aku,tak tau apa yang mesti kukatakan padanya,ia bertanya jawabanku simple ajaa…pikiranku ‘blank’ selalu…di sms,jawabannya biasa aja,pendek sekali! Tapi kalau kami ketemu,perhatiannya sungguh luar biasa…itu yang aku kagumi darinya…
xxx
Besok, ada acara disalah satu rumah sahabatku,aku pergi sendirian? Mmmm…nggak mungkin,,terfikir olehku Dino…ya,aku harap dia bisa nemenin aku…segera ku ambil handphone dalam handbag-ku…langsung ku telfon Dino.
“ Mmm besok bisa nemenin aku nggak??”,tanyaku di telfon pada Dino.
“Jam berapa?”
“Sore mungkin?”
“Duchh gimana ya?? Maaf banget Ariin…aku nggak bisa kayaknya,..ada urusan dikit,. Tapi kalau sempat ntar aku anterin…”
“mmm…ya udah kalau gitu? Nggak apa-apa?”.
Hmmm lemes rasanya,tumben tumbenan Dino kayak gitu…Biasanya antusias kalau aku yang ngajak dia duluan…hmmm terfikir di benakku,jangan-jangan……ah nggak mungkin,masa Dino tega …? “Dino sayang Arin kok?”,ucapku dalam hati…
Besoknya…
“ Haiii! Congratulations !”,ucapku pada sahabatku itu…
“Heiii… Dino mana Rin??”
“Mmmm dia nggak bisa nemenin kau ada urusan katanya…”.
“Oh…gitu,,,yuk masuk! Anak anak dah pada ngumpul di dalem”.
“Yukk…meriah nich kayaknya…”,kemudian kami beranjak pergi…
Setelah ngumpul-ngumpul dan nikmatin acara pesta bersama teman teman…saatnya aku pulang…aku ambil handphone dan kucoba untuk menghubungi Dino... Whatttt????? Ngggak aktif…aku coba lagi beberapa kali tetep nggak aktif?        “Dino??? Kamu dimana sichhh??? Handphone pake nggak aktif segala! Dasar cowok nyebelinnn!!!”.
xxx
Aku melangkah pelan,ku ikuti setiap gerak-geriknya,hingga akhirnya bener-bener ku samperin tu anak!
“Heii Dino?? Sama siapa nich? Ngapain disini?”,ucapku semanis mungkin,padahal hatiku perih banget.
“Arin??”,ucapnya kaget
“Kenalin donk sama aku…jangan sungkan-sungkan gitu,cewek kamu ya??”, nafasku sesak rasanya…aku mewek T_T “kamu tega ya??!!”, ucapku sembari menangis.
“Arin…ini bukan seperti yang kamu maksud! Tenang…”, Dino menghapus air mataku. Tapi aku segera mengelakkan tangannya dari pipiku. Hatiku hancur rasanya. Berkeping-keping.
“Rin…ini sepupu aku! Yang kamu fikir itu salah. Aku sama sekali nggak SELINGKUH!. Nggak. Aku sayang kamu (sembari mengahapus air mataku yang semakin deras bercucuran) sekarang,kamu jangan nangis lagi ya…aku sayang kamu?”.
“Iya…Dino nggak bohong kok Arin…dia bener sepupu aku”,cewek itu menguatkan pembelaan Dino,yang sebelumnya ingin ku bla-bla dia…karena merebut cowok orang.
“Bener?? Kamu nggak bohong sama aku?”
“Ngapain aku bohong Arin…kamu boleh selidiki sendiri kalo kamu mau?”
Aku senyum simpul “maafin aku Dino…mungkin rasa sayangku besar terhadapmu,sehingga aku ‘cemburuan’ nggak jelas kayak gini…maafin juga karena perhatian aku kurang selama ini…”,ucapku dalam hati.
“Yuk pulang?” Dino mengajakku pulang,kebetulan hari juga sudah semakin sore.
“Yukk…” Aku merasa lega…ternyata yang aku pikirkan selama ini salah…
xxx
 
 
Oya, sebenarnya aku takut banget sama kegagalan. Karena mengulang itu sesuatu yang amat sulit bagiku. Seperti halnya pacaran, ‘putus?’ lebih baik tidak ketemu sama sekali…

SEPRI AYU
SMAN 1 X KOTO SINGKARAK


3 Alasan Harus Rajin Minum Sekarang

Temen temen pasti tahu kalo bibir kering,haus,ato kelelahan berkepanjangan merupakan gejala dehidrasi. Jadi,mengapa tak jua membiasakan diri untuk minum air putih?? Padahal,saran untuk minum air putih 8 gelas sehari itu sudah kita dengar sejak di Elementary School……
Jika banyak minum air putih,ada tiga masalah yang bisa terselesaikan lhoccch…Tidak hanya rasa haus semata,tetapi juga berat badan dan kondisi kesehatan secara umum. What about it????
JMenambah energy. Kekurangan cairan dapat membuat perempuan menjadi kelelahan. Menurut penelitian,meminum air selama latihan dapat membantu seseorang untuk menjalani latihan dengan lebih prima. Disarankan untuk menambah minum pada dua ato tiga jam sebelum melakukan aktivitas seperti berenang,main basket ato volley,maupun berbagai aktivitas lain yang membutuhkan banyak energy. Untuk memberikan rasa lain,tambahkan rasa strowbery,jeruk ataupun buah beku pada air putih.
JBerhenti ngemil. Rasa lapar dapat saja disebabkan oleh rasa haus. Rasa haus tersebut kadang tersamarkan sehingga yang dirasakan adalah lapar. Minumlah air secara perlahan sepanjang hari untuk mengatasi rasa haus tersebut.  Bila rajin minum, perut terasa lebih kenyang sehingga tak tergoda untuk mencari cemilan. Minum dapat juga di lakukan disela-sela menyantap makanan,sehingga memberikan rasa kenyang lebih cepat.
JKeuntungan untuk otak. Menurut penelitian dari European Journal of Neurology,seseorang yang memiliki penyakit migraine dapat mengurangi durasi dan intensitas sakit kepalanya dengan mengonsumsi enam gelas air setiap hari.
Perlu diingat !!! Dehidrasi dapat berkembang menjadi sesuatu yang serius seperti darah rendah dan detak jantung yang cepat. Jadi cairan sangat diperlukan untuk menghindari hal-hal tersebutttt…Apabila merasa bosan dengan air yang biasa diminum, cobalah alternative penyegar untuk membuat variasi minumannnn…
Health is everythingggggggg……………………………………
 
By:sepri ayu….

3 Makanan untuk Stamina Tubuh

Kondisi tubuh sehat dan ideal menjadi mimpi sebagian pria. Namun ada tiga makanan yang mampu membuat tubuh tetap bugar dan selalu fit.. makanan itu adalah dua buah dan satu sayuran yang dipercaya bisa untuk meningkatkan stamina. Jika rutin mengonsumsi makanan itu,bukan mustahil tubuh yang selama ini anda idamkan jadi kenyataan. Berikut makanannya:
-Bayam: Dalam sayuran ini terdapat banyak zat besi yang sangat dibutuhkan tubuh. Selain itu, kandungan kalorinya juga banyak. Dua zat ini yang membuat tubuh sehat dan diyakini bisa membentuk otot lengan pria bagian bawah. Untuk mengkonsumsi bayam,pilih bayam yang baru dipetik dan masih segar,sebaiknya bayam langsung dimasak,dan jangan terlalu lama menyimpan bayam dalam lemari es.
-Alpukat: Dalam buah ini memiliki kandungan kalium yang sangat tinggi,kalium dipercaya membantu perkembangan saraf. Selain dimakan dengan gula,alpukat kebanyakan dijus. Selain itu,jika otot anda cedera,alpukat bisa digunakan untuk membantu menyembuhkan cedera tersebut. Jika kondisi anda menurun,segeralah mengonsumsi alpukat untuk mengembalikan stamina yang loyo.
-Kenari: Tanpa anda ketahui,ternyata kenari menyimpan kandungan omega 3 mampu meningkatkan kinerja otak pria. Jadi,sering mengonsumsi kinari baik untuk daya ingat dan meningkatkan kinerja otak agar tidak lemot.
 

5 keajaiban telur

Di balik kandungan nutrisinya yang kaya, telur berkontribusi meningkatkan kadar kolesterol tubuh. Ini yang kemudian memunculkan anjuran agar tak mengonsumsi telur lebih dari empat kali seminggu.

Berdasar penelitian terbaru di Amerika Serikat, telur merupakan salah satu menu diet sehat yang terbukti selama beberapa dekade terakhir. Telur diklaim bukan sebagai penyebab utama peningkatan kadar kolesterol dalam darah.

Dari studi yang sama diketahui, telur yang diklaim rendah kolesterol justru kaya vitamin D yang berperan dalam pembentukan tulang. Peningkatan kolesterol lebih banyak disebabkan konsumsi lemak trans.

Ahli gizi Amanda Ursell mengungkap, sarapan telur rebus atau poach sebelum anak berangkat sekolah bermanfaat bagi energi dan kecerdasan. Janin juga memiliki IQ lebih tinggi bila calon ibu secara rutin mengasup dua butir telur setiap hari.

Berikut lima manfaat utama telur:

1. Cepat memberi rasa kenyang
Makan telur saat sarapan membantu Anda menurunkan berat badan secara signifikan dengan memotong asupan kalori harian. Makanan kaya protein membuat telur lebih lama dicerna di perut.

Peneliti di Pusat Obesitas Rochester Amerika Serikat menemukan bahwa wanita yang mengkonsumsi dua telur rebus untuk sarapan pergi, makan 400 kalori lebih sedikit selama sisa hari dibandingkan sarapan roti.

2. Mengencerkan otak
Dua telur dengan kandungan 550 miligram kolin setiap hari selama kehamilan akan membantu perkembangan otak janin dan menghasilkan ingatan tajam pada anak. Kolin juga penting untuk memori. Sumber kolin lain termasuk kacang kedelai, ayam dan salmon.
3. Mengurangi risiko kebutaan karena usia
Lutein yang ada di telur membantu meningkatkan kesehatan mata dan mengurangi risiko kebutaan yang berkaitan dengan usia.
4. Mengandung asam lemak omega 3
Lemak ini sangat penting untuk pengembangan mata dan pendengaran pada anak-anak dan fungsi otak sepanjang hidup. Asam esensial juga membantu menjaga sirkulasi dan menurunkan risiko penyakit jantung. Telur dengan omega 3 juga memiliki lebih sedikit lemak jenuh.
5. Kaya Protein
Sebutir telur memiliki 8 gram protein, nutrisi yang sangat penting untuk menjaga kulit tetap kencang dan membentuk otot yang kuat. Wanita membutuhkan 45 gram protein sehari dan pria membutuhkan 55 gram atau sekitar 2-3 butir.

Arti Sebuah Ketulusan

TULUS?? Ada yang  tau makna kata “tulus,”? Tulus adalah sebuah perasaan yang bisa dikatakan ikhlas,dan tanpa pamrih. Banyak sekali orang yang mengatakan hatinya tulus menerima dan melaksanakan  sesuatu,tapi nyatanya tidak demikian. Manis di mulut, tapi lain di hati…
Cobalah tanyakan pada hati kecil kita saat hendak merespon suatu hal. Apakah kita sudah benar-benar tulus? Jika belum, sebaiknya janganlah dulu biarkan diri anda menerima atau melakukan hal yang belum bisa dijamin ketulusannya.
Belajar untuk menjadi orang yang mempunyai ketulusan hati adalah suatu sikap yang bijak. Biasakan diri anda untuk rela dalam menangani atau menerima hal dalam hidup anda. Terimalah tanggung jawab itu dengan lapang dada, dan jiwa besar. Terimalah segala kekurangan dan kelebihan yang ada dalam diri seseorang tersebut menjadi tongkat yang akan selalu menemani anda dalam menapaki liku hidup ini…
Tulus bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan,butuh kesabaran dan pembiasaan yang baik dalam meraih suatu ketulusan. Tapi, jika anda benar-benar mempunyai ambisi dan optimisme yang kuat,anda akan dengan mudah dan cepat memiliki sikap positif ini. Suatu hal yang mesti anda lakukan, lakukanlah hal yang terbaik untuk diri anda!!

SEPRI AYU
SMAN 1 X KOTO SINGKARAK