Kamis, 18 Agustus 2011

Bintang Lemah tak Berdaya

Lemah q katupkand kedua kelopak mata.
Terbaring tak berdaya d antara bintang angkasa.
Belaian kematian terasa meraba, bukan mati atas kehidupanku, tapi mati atas keputus asaan.
Bulan yang perkasa, geram tiap kali aq teriak pada na, tiap kali aq pasrah pada rasa pesimis yg tak kunjung reda.
Hingga matahari niat muncul dan mencerca dengan munafiknya.
Hanya satu bintang yg lemah tak berdaya, mendekapku dalam bahasa cinta.
Sang bintang, seakan tak mau lagi terulang kegagalan na di masa lalu, ketika dia tidak berhasil jadi bintang perkasa.
Bukan sebuah kesombongan dari sang kejora,
Bukan keangkuhan sang bulan perkasa.
Bukan kemunafikan sang matahari.
Tapi keikhlasan bintang lemah tak berdaya, tuk jadi teman dalam gamangku.
Tanpa ragu
segala keangkuhan, segala kesombongan, segala kemunafikan, dan segala kerendahan meleburkan diri tuk jadi cahaya dalam remang malamku.
Tapi aku tak pernah jadi kunang2 dalam kolam lumpur, bahkan aq tak pernah jadi lilin dalam dek kapal mu.
Ini bukan masalah aq lemah.
Tapi karna ketidak yakinanku jadi cahaya itu sendiri.
Hingga segala mereka bergejolak dalam ragaku,
mereka salah memilih aku.
Aku ingin terbaring lagi, mencoba tuk mengatupkan kelopak mataku.
Hingga nanti aq bangun, dan yakin bisa jadi cahaya dalam pekat hidupku, dengan bintang yg lemah tak berdaya mendekap hangat dalam keputusasaanku..

Keket Apriliyand , < SMA N 1 Gunung Talang >

Tidak ada komentar:

Posting Komentar